Minggu, 02 Maret 2008

Hemingway dan Fiesta


Berapa lama anda biasanya menghabiskan sebuah novel yang jumlah halamannya di atas 200? Satu minggu atau bahkan sebulan?
Bagi saya,seminggu menjadi waktu yang ideal untuk membaca sebuah novel yang; jumlah halamannya di atas 200 halaman, memiliki cerita yang menarik, dan sedang tidak sibuk!
Untuk karya Ernest Hemingway yang berjudul Fiesta, saya membutuhkan 10 hari. Dengan jumlah 457 halaman, karya pertama Hemingway ini terus terang tidak terlalu menarik buat saya. Entah,apakah penerjamahannya yang kurang baik karena saya percaya kalau karya perdana adalah sebuah masterpiece.
Karya yang dibuat pada 1926 ini diterjemahkan oleh Rahmani dan diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada Juli 2005. Alur ceritanyalah barangkali yang membuat saya agak bosan dan akhirnya memakan waktu 10 hari untuk membacanya. Padahal karya ini merupakan novel pertama yang melambungkan pria kelahiran Illinois pada 1899 dalam kesusastraan Amerika (menurut Library Journal).Semoga saja saya bisa membaca novel aslinya.
Novel ini terdiri atas 3 'buku'. Pada buku 1 menceritakan perjalanan Jake Barnes (yang menjadi tokoh Aku). Dalam buku yang terdiri 8 bab, Jake mulai memperkenalkan teman-teman Jake dengan beberapa konflik di dalamnya. Di sinilah rencana untuk menikmati Fiesta dirancang. Pada buku 2, pra perjalanan ke Fiesta hingga berakhirnya Fiesta diceritakan. Pada bagian yang terdiri dari 10 bab ini, konflik antara para tokoh semakin tajam. Beberapa tokoh baru juga mulai muncul. Dan pada buku 3 yang menyajikan satu bab, Ernest menyudahi konflik dengan cara menggantungnya.Dengan membiarkan pembaca menyambung alur ceritanya sendiri.Atau mungkin ada buku berikutnya yang tak dimuat dalam novel terjemahan ini?
Novel ini sebenarnya bercerita tentang percintaan yang kompleks.Sedikit eksistensialis -jika boleh kuhubungkan dengan tokoh eksistensialis,Simone de Beauvoir. Brett Ashley menjadi tokoh yang tidak mau terikat pada pernikahan. Walaupun Jacob Barnes menjadi tokoh Aku dalam novel ini, tetapi cerita lebih tersorot pada Lady Ashley. Ini terlihat karena hampir semua tokoh pria yang muncul, memiliki hubungan rasa dengan Brett. Sebut saja, Michael Campbell yang menjadi tunangan Brett. Mike menjadi lelaki yang kelihatan membebaskan Brett untuk berkencan dengan siapapun pria yang diinginkannya. Kebebasan ini menjadi tanda cinta Mike. Adapula Robert Cohn yang jatuh cinta setengah mati bahkan rela meninggalkan kekasihnya,Frances demi Brett. Muncul pula dua nama, Bill dan Count Mippipopolous yang muncul dengan perasaan dan interaksi hubungan yang sesaat.
Dan akhirnya muncullah nama Pedro Romero yang menghancurkan hati Mike dan Cohn.Brett begitu terpesona denga Pedro yang merupakan matador belia dalam perayaan Fiesta pada adu banteng. Tapi akhirnya, Pedro dan Brett tak bersatu.Brett menjadi sosok yang ingin mempertahankan cintanya tanpa berada dalam pola hubungan pernikahan.
Dalam novel semi autobiografis ini,Hemingway -yang memang merupakan penggemar fanatik adu banteng -dengan piawai merajut simbolisme pertarungan manusia-banteng ke dalam karakter dan kehidupan tokoh-tokoh tersebut. Di tengah pesta habis-habisan dan pertunjukan kematian nyaris setiap hari, mereka ditantang untuk mempertahankan makna perburuan kesenangan, perebutan cinta, dan apa yang sesungguhnya benar-benar berarti bagi mereka.
Selanjutnya, silahkan baca sendiri...^_^

Tidak ada komentar: