Selasa, 19 Mei 2009

7 Langkah Betah di Kantor (I)


(dicomot lagi dari majalah Masa)

Nggak usah dendam bila atasan kita nggak hafal nama kita, dan suka
tertukar mengenali nama kita dengan rekan yang lain. Ada, kok, beberapa
strategi yang bisa membuat kita mendapat dukungan dari rekan, sekaligus
diakui kemampuan kita oleh atasan. Daripada nimbun dendam, kan....

1. Jangan Ragu Sumbangkan Ide
Jangan bersikap pasrah atau berpikir, "Semau perusahaan saja, saya,
kan, hanya pelaksana." Bersiaplah dengan ide-ide kreatif, dan kemukakan di
saat yang tepat. Mengemukakan ide menunjukkan bahwa kita kreatif dan
mampu memberi sumbangan bermanfaat pada kelompok. Tapi, sebelum
melontarkan ide dan bersikap seakan-akan ide itu sangat orisinal dan brilian,
tanya dulu pada rekan-rekan, apakah ide semacam itu pernah didiskusikan
bersama atau belum.
Bila pernah, beri 'sentuhan' baru. Bila benar-benar orisinal dan gres,
timbang-timbang dulu kalau-kalau ide itu bisa terlaksana. Misalnya,
berapa besar biaya yang perlu dikerahkan untuk melaksanakan ide tersebut.
Bila semuanya oke, sampaikan ide tersebut dalam rapat atau tulis
sebagai memo untuk atasan kita. Dengan demikian, dia akan mengenali kita
sebagai salah satu staf yang kreatif, inovatif dan patut diperhatikan
'keberadaannya'.

2. Prestasi, Prestasi!
Bila kita selalu berusaha mencapai prestasi (yang baik, dong...), hal
ini akan menunjukkan pada para atasan betapa seriusnya kerja kita. Kita
juga maju selangkah dalam 'antrean' menuju promosi. Ambil waktu sejenak
memikirkan beberapa cara untuk menampilkan sisi terbaik dari diri kita.
Tunjukkan bahwa kita mampu berprestasi melampaui harapan mereka
terhadap diri kita. Contohnya, nih, bila kita diminta mengemukakan lima cara
untuk memperbaiki sistem komunikasi internal kantor, berikan 10 cara.
Atau, secara sukarela, mintalah izin menuntaskan suatu proyek yang
penting tapi melelahkan, yang biasanya dihindari orang lain.
======================

7 Langkah Betah di Kantor (II)

Masih ada lagi langkah-langkah yang bisa kita lakukan biar makin betah
di kantor. Asyik....

3. Akui Kesalahan
Manusiawi, kok, bila kita tergoda untuk tidak mengakui kesalahan. Tapi,
menunjukkan bahwa kita kurang produktif dan kurang profesional, sih,
sebaiknya nggak sering-sering dilakukan. Terimalah tanggung jawab atas
kesalahan yang terjadi—meski kita nggak sengaja melakukannya—dengan cara
minta maaf pada pihak-pihak yang dirugikan. Telusuri kembali langkah
kita agar tidak mengulang kesalahan yang sama.

4. Belajar dari Pengalaman
Misalnya, nih, kita lupa melakukan salah satu langkah penting sesuai
prosedur yang berlaku. Catatlah langkah-langkah itu dalam agenda kita
agar tidak lupa lagi di lain waktu. Sebagai suatu peraturan tak tertulis,
selalu minta petunjuk yang jelas dari atasan kita. Sebaliknya, beri
juga petunjuk yang jelas pada bawahan kita.
Jangan lupa berkaca pada pengalaman yang telah lalu. Nggak hanya
pengalaman kita, tapi juga pengalaman rekan kerja lain, yang mungkin dapat
berguna sebagai masukan bagi perkembangan karier kita.

5. Cepat Tanggap Terhadap Masalah
Bila kita sudah sekian tahun bekerja, atau bahkan sudah menjadi atasan,
kita akan tahu bahwa di perusahaan ada dua jenis karyawan. Satu, si
trouble maker, yaitu orang yang hampir selalu datang dengan problem. Dua,
si problem solver, yaitu dia yang selalu cepat tanggap menyelesaikan
masalah.
Untuk menjadi tipe nomor dua, beritahu atasan bila kita melihat adanya
kesalahan yang berarti (dan berpotensi menjadi gawat) dalam suatu jasa
atau produk yang dikeluarkan perusahaan. Demikian pula bila kita
melihat kesempatan atau celah untuk memperbaiki suatu sistem. Kemampuan kita
bisa dipamerin, reputasi kita sebagai problem solver pun terangkat.
Asyik, nggak?

=========================
7 Langkah Betah di Kantor (III)


Kalau dua langkah ini sudah dilakukan, selamat menikmati hasilnya....

6. Minta Umpan Balik
Mintalah atasan kita untuk memberi umpan balik tentang prestasi kita
selama setengah tahun. Bila dia bersedia, dan waktu pertemuan telah
ditentukan, bersiaplah membeberkan semua pekerjaan dan proyek yang tengah
kita garap. Tanyakan pendapatnya tentang kelemahan-kelemahan kita.
Sesudahnya, cobalah sedapat mungkin untuk mengatasinya. Bila atasan
kita tidak dapat mengevaluasi pekerjaan kita secara langsung, mintalah dia
menyatakan dua kekuatan dan dua kelemahan kita yang perlu diperbaiki.
Selain itu, kita sendiri juga menentukan target pribadi. Contohnya,
mengharuskan diri sendiri mendapat sekian klien baru dalam jangka waktu
tertentu.

7. Ikut Memajukan Perusahaan
Sumbangkan saran, pikiran dan tenaga kita demi kemajuan perusahaan di
masa mendatang. Kita perlu menyadari bahwa karyawan tidak hanya dihargai
melalui prestasi perorangannya, tetapi juga dari kontribusi yang
diberikannya kepada perusahaan. Dengan memberi andil pada pertumbuhan dan
kesuksesan perusahaan, dijamin, deh, kita akan mendapat perhatian dari
banyak atasan, bukan hanya atasan langsung kita sendiri.

Kalau sudah begini, sih, siapa yang nggak bakal betah di kantor!

Tidak ada komentar: